Bukti Nyata, Ska Malang Tidak Mati!

Minggu, 22 Januari 2012. Tengah hari itu lumayan panas, namun sama sekali tak menyurutkan minat para pedansa ska kota Malang untuk bertandang ke gedung Cipta Rama yang terletak di bilangan Betek, Jl. Mayjend Panjaitan 12. Malang Ska Fest, Rudies All Around! Acara yang seharusnya dimulai tepat pukul 12.00, terpaksa mundur karena segala persiapan baru selesai sekitar pukul 12.30.


Dibuka dengan kuis yang berhadiahkan CD gabungan single RGB Javanesse dan Olish and the Goodfriends, serta kaos dari God Project, ruang gedung Cipta Rama masih tampak lengang. Tapi jangan salah, waktu saya turun dari angkot, di ujung jalan, sekitar 20 meter dari gedung, sudah banyak sekali pemuda-pemudi berdandan rudies di sepanjang jalan, yang siap masuk gedung dan melantai.

Band pembuka, Sandwich Ska, menjadi starter dan berhasil memanasi tubuh para pedansa. Disusul kemudian penampilan dari Veskaria dan Wacky, para pedansa pun semakin bersemangat. Di sela setiap pergantian band, saya dan Virga, sebagai MC hari itu, masih menyebarkan CD dan kaos lewat pertanyaan-pertanyaan kuis. 

Sampai tiba saat One Struggle naik ke atas pentas dan mempersembahkan aksi panggung yang cukup menawan. Saya, secara pribadi, suka dengan aksi panggung dan musik mereka. Para personil yang komunikatif membuat suasana venue makin semarak. Mereka pun tahu betul kapan harus menaikkan dan menurunkan 'emosi' para pedansa. Tembang sepanjang zaman, L.O.V.E pun disulap menjadi ska yang manis dan menggoyang santai.

Disusul kemudian, band yang lumayan punya nama di bumi arema, Gang Holiday. Tampil featuring vokalis YCR, Lucky, band yang satu ini terdengar semarak. Dengan mengusung aliran ska punk, goyangan para pedansa pun jadi lebih keras dan semakin panas, sebelum akhirnya waktu menunjukkan pukul 15.00. Saatnya istirahat dan mempersilahkan para pedansa yang ingin menunaikan ibadah sholat Ashar.

Setelah setengah jam menghirup udara segar, saya dan Virga kembali masuk ke dalam venue yang sudah lumayan adem, setelah sebelumnya menyajikan sauna gratis di dalam sana. Naik ke atas panggung, kami kemudian memanggil nama Jerry and the Hotdog untuk menjadi pembuka pasca peregangan otot. Para pedansa pun mulai kembali memasuki gedung dan melantai lagi.

Penampilan berikutnya, RGB Javanesse. Bisa dibilang, band ini adalah titisan dari Javanesse Bugs, band ska yang juga lumayan punya nama, sekitar 10 tahun yang lalu. Dengan menggandeng Virga pada drum dan Cece pada gitar, band yang satu ini jadi menarik. Pasalnya, dua cewek itu memang menjadikan band ini lain dari yang lain. Bersama RGB, kita diajak 'senam' ska. Saya bahkan turun ke lantai dansa dan bergoyang ikut irama mereka.

Tiba saat penampilan yang dinanti-nanti. Richckracker, dengan lagu-lagunya, mampu membuat lantai dansa semakin penuh dan bersemangat. Panas pun tak dihiraukan oleh mereka yang sedang bergoyang berdesak-desakan. Tak jarang mereka sing along, mengikuti lagu band favorit mereka ini. Saya sendiri takjub dan sama sekali tidak menyangka kalau band ini adalah pembawa massa paling banyak dalam acara ini.

Selanjutnya, masih dari bilangan Singosari, tampil Skakster dan Skarikatur, sebelum disusul oleh Green Bacterie yang ternyata juga banyak digemari, terutama oleh para rude girl yang hadir. Lagu demi lagu dilantunkan, baik yang mereka ciptakan sendiri, maupun yang meng-cover lagu yang sudah ada. Dan ruangan itu pun semakin panas dan pengap. Tapi jangan salah! Apapun kondisi venue saat itu, tak bisa menyurutkan semangaat para pedansa ska ini untuk terus skankin' around.

Akhirnya, Mad Brother pun menggebrak panggung Ska Fest kali ini. Bukan semakin tenang karena kelelahan, para pedansa justru semakin bersemangat menari dan menyanyi mengikuti lagu-lagu yang dibawakan band ini. Satu nama yang juga terbilang cukup lawas. Ska sepuh, kalau kata si Limbang. Saya pun puas dengan penampilan mereka. Sangat puas! Mad Brother membuat saya jadi tidak sabar untuk melihat penampilan mereka kembali dalam gelaran Malang Ska Fest selanjutnya.

Acara yang disponsori oleh Radio Senaputra, Street Rock, Antz Music Studio, Crooz, God Project, Route 66, dan A Bunder ini kemudian ditutup oleh penampilan dari Youngster City Rockers. Walau menjadi band terakhir yang tampil, namun YCR masih mampu menyulut semangat para pedansa untuk tetap berdiri pada tempatnya dan terus bergoyang dan bernyanyi bersama.

Tepat saat adzan Maghrib berkumandang, acara pun selesai sudah. 700 pedansa pun beranjak satu per satu. Beberapa memilih menunggu sepi sambil duduk beristirahat, dan yang lainnya memilih untuk buru-buru pulang dan segera membaringkan tubuh di atas kasur. Sementara saya, bersama Arip, melanjutkan hari di cafe dan toko buku favorit kami, ngopi dan memberi makan otak dengan saling berbagi pengetahuan sampai waktu menunjukkan pukul 22.00. Saatnya untuk pulang, istirahat, untuk esok yang bersemangat. :)

Comments

Post a Comment